Apa Itu Bounce Rate di Email? Penyebab & Cara Mengatasinya

Bounce rate adalah salah satu metrik penting dalam email marketing yang mengindikasikan persentase email yang tidak terkirim ke inbox penerima. Tingkat bounce rate yang tinggi dapat merusak reputasi pengirim dan menurunkan efektivitas kampanye email.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
✅ Pengertian bounce rate
✅ Jenis-jenis bounce email
✅ Penyebab bounce rate tinggi
✅ Cara mengurangi bounce rate
Apa Itu Bounce Rate dalam Email?
Bounce rate adalah persentase email yang gagal dikirim ke alamat tujuan. Bounce terjadi ketika server penerima menolak email karena berbagai alasan, seperti:
-
Alamat email tidak valid
-
Kotak penerima penuh
-
Server penerima memblokir email Anda
Rumus Bounce Rate:
Bounce Rate = (Jumlah Email Bounced / Total Email Terkirim) × 100%
Contoh: Jika Anda mengirim 1.000 email dan 50 email bounced, maka bounce rate-nya 5%.
2 Jenis Bounce Email
1. Soft Bounce (Sementara)
Email gagal terkirim karena masalah sementara, seperti:
-
Inbox penerima penuh
-
Server penerima down
-
Ukuran email terlalu besar
Solusi: Coba kirim ulang setelah beberapa jam/hari.
2. Hard Bounce (Permanen)
Email benar-benar tidak bisa dikirim karena:
-
Alamat email tidak ada (typo atau sudah dihapus)
-
Domain email tidak valid
-
Email diblokir oleh penyedia layanan (Gmail, Yahoo, dll.)
Solusi: Hapus alamat tersebut dari daftar kontak untuk menjaga reputasi pengirim.
Penyebab Tingginya Bounce Rate
-
Daftar Email Tidak Berkualitas
-
Banyak alamat email tidak aktif atau typo.
-
-
Reputasi Pengirim Buruk
-
IP/domain dianggap spam karena kebiasaan mengirim email massal.
-
-
Subjek & Konten Terlalu Spammy
-
Banyak kata promosi berlebihan (misal: "GRATIS!!!", "DISKON 99%").
-
-
Masalah Teknis
-
DKIM/SPF tidak terkonfigurasi → Email masuk spam.
-
Server email tidak terverifikasi → Dianggap phising.
-
Cara Mengurangi Bounce Rate
1. Gunakan Daftar Email yang Bersih
-
Verifikasi email sebelum dikirim (gunakan tools seperti ZeroBounce atau Hunter.io).
-
Hapus hard bounce secara berkala.
2. Bangun Reputasi Pengirim yang Baik
-
Gunakan domain khusus untuk email marketing (misal:
[email protected]). -
Setup DKIM, SPF, dan DMARC untuk otentikasi email.
3. Hindari Konten Spammy
-
Gunakan subjek yang natural, contoh:
❌ "BELI SEKARANG, DISKON 90%!!!"
✅ "Tips Memilih Produk Terbaik untuk Anda" -
Jangan terlalu banyak link & gambar.
4. Pantau Performa Email
-
Gunakan tools seperti Mailchimp atau SendGrid untuk melacak bounce rate.
-
Segmentasi audiens agar email lebih relevan.
5. Gunakan Double Opt-In
Pastikan subscriber benar-benar aktif dengan mengonfirmasi via email.
Apa Bounce Rate yang Ideal?
-
Di bawah 2% → Sangat baik
-
2-5% → Masih wajar
-
Di atas 5% → Perlu evaluasi
Kesimpulan
Bounce rate yang tinggi bisa merusak deliverability email Anda. Dengan memperbaiki kualitas daftar email, mengoptimalkan konten, dan menjaga reputasi pengirim, Anda bisa menurunkan bounce rate dan meningkatkan efektivitas kampanye email marketing.






